Mengapa Masih Enggan Berqurban?
alawysyihab
20.04
0
Mengapa
Masih Enggan Berqurban?
Oleh:
Jinan_Avia
Seringkali kita mendengar kata
Qurban di hari raya idul adha atau bahkan di hari-hari lainnya. Tak asing
sekali kata itu muncul dan berpapasan dengan telinga kita. Namun, apakah kita
tahu apa arti Qurban seperti yang disyariatkan oleh Islam? Apa kita tahu
mengenai hukum dan perintah untuk berqurban?
Allah SWT telah memerintahkan umat
Islam untuk berqurban pada bulan dzulhijjah sesuai dengan kadar kemampuannya.
Sama sekali Islam tidak pernah memberatkan atau bahkan memaksa umat untuk
melakukan qurban. Hanya saja, jika telah mampu untuk berqurban, maka hal itu
sangatlah dianjurkan sebagai wujud rasa syukur terhadap Allah SWT. Rasa syukur itu
kemudian diwujudkan dengan menyembelih hewan qurban pada hari raya tersebut. Lantas
mengapa kita masih enggan untuk berqurban?
Sebagian orang memiliki kelebihan
harta yang sebenarnya sudah bisa berqurban dengan satu ekor kambing atau 1/7
sapi secara patungan. Namun memang sifat asli manusia sulit untuk mengeluarkan
harta yang mereka sukai. Padahal qurban mengandung hikmah dan keutamaan yang
besar.Qurban yang kita kenal biasa disebut dengan udhiyah. Secara bahasa
udhiyah berarti kambing yang disembelih pada waktu mulai akan siang dan
waktu setelah itu. Ada pula yang memaknakan secara bahasa dengan kambing yang
disembelih pada Idul Adha.
Sedangkan menurut istilah syar’i, udhiyah adalah sesuatu
yang disembelih dalam rangka mendekatkan diri pada Allah Ta’ala pada hari nahr
(Idul Adha) dengan syarat-syarat yang khusus.
Perintah Berqurban
Perintah berqurban
telah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Salah satu dalil naqli
yang menyebutkan perintah untuk berqurban adalah Q.S. Al-Kautsar:
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
Yang dimaksud berkorban di
sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah
Hadist yang menyebutkan salah satu
perintah berqurban:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا
بِهَا نَفْسًا
Artinya:
Dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang
lebih dicintai oleh Allah ‘Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya
pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan
bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah ‘Azza Wa
Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR.
Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Al-Hakim berkata isnad hadits shahih)
Dari kedua dalil tersebut, dapat kita ketahui bahwa hukum berqurban
adalah sunnah muakkad. Maka, tidak ada alasan bagi kita umat Islam untuk tidak
bisa berqurban sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Allah SWT.
Terdapat suatu cerita yang InsyaAllah dapat memotivasi kita semua
dalam berqurban:
Suatu hari terdapat dua orang anak
yang berumur 9 tahun. Sebut saja Dina dan Dini. Mereka adalah saudara kembar
yang sekarang sedang duduk di kelas 3 SD. Suatu hari, mereka mendapat tugas
dari guru mereka untuk membuat karangan tentang berqurban. Dina dan Dini yang
sebelumnya tak pernah diajarkan Agama oleh orangtuanya, mereka memutuskan untuk
bertanya hal itu kepada gurunya. Mereka juga mencari tahu segala macam
informasi yang berkaitan dengan qurban di media sosial yang telah disiapkan
orang tuanya karena tak bisa menemani kesehariannya lantaran sibuk dengan
bisnis.
Tugas mengarang pun telah selesai
mereka kerjakan dengan baik. Dua bulan lagi hari idul adha akan segera hadir
menjemput umat Islam. Dina dan Dini ingin sekali berqurban. Keinginannya telah
beberapa kali disampaikan kepada orangtuanya. Namun, lagi-lagi keinginannya itu
ditolak karena orangtuanya sangat sibuk mengurus bisnis mereka. Akhirnya Dina
dan Dini memutuskan untuk menggunakan uang hasil tabungannya sendiri. Uang
tersebut tak cukup untuk membeli seekor kambing karena harga seekor kambing
saat itu adalah berkisar 1-2 juta. Sedangkan uang yang mereka miliki hanyalah
900 ribu.
mereka berpikir bagaimana bisa
mendapat uang dengan nominal yang begitu banyak dalam waktu sesingkat itu tanpa
meminta kepada orang tuanya. Dina dan Dini menggunakan uang jajan mereka dan
menjual barang-barang elektronik yang telah dibelikan orangtuanya dari luar
negeri. Dan Alhamdulillah, lima hari sebelum hari idul adha uang tersebut telah
terkumpul sebanyak 2,3 juta. Dina dan Dini membeli seekor kambing yang telah
diatas namakan terhadap ayahnya. Suatu hari petugas qurban datang kerumah
mereka dan kebetulan mereka sedang main. Maka ayahnya yang membuka pintu.
Serentak orang tua mereka bangga dengan apa yang mereka lakukan. Dan mulai saat
itu, keluarga mereka setiap tahunnya menyembelih hewan qurban sebagai bentuk
rasa syukur terhadap Allah SWT.
Cerita di atas
dapat memberikan motivasi kepada kita semua bahwa
berqurban tak perlu menunggu berkecukupan apalagi banyak uang. Tapi kita juga
bisa menabung dari awal sebagai pengabdian diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tidak ada komentar