Pemuda Saja atau Benar-benar Pemuda
Unknown
15.48
0
Pemuda Saja atau Benar-benar Pemuda
Oleh : M. Akrom Adabi
“ 2 tahun ini sudah
saya lalui dengan sebuah kesalahan ” terang teman saya untuk membuka
obrolan. Saya melihat kejujuran dari muka dan gayanya berbicara, dan ia
melanjutkan “ tahun pertama saya menyalahkan tempat, tahun ke dua saya
menyalahkan keadaan, dan sekarang saya mulai mendapat jawaban bahwa tidak ada
yang salah kecuali kita yang selalu menyalahkan ”. kalimat yang baru saya
dengar itu, saya seperti mendapat jawaban pula, jawaban untuk menyindir pola pikir
saya yang cenderung sering mengkambing hitamkan hal di sekitar. Bisa jadi semua
orang tersindir, termasuk saya atau entah para pembaca juga. Bisa jadi….
Ia adalah santri PP.
Al-Anwar 2, jauh tahun-tahun sebelumnya ia sering bercerita pada saya bahwa
pindah ke PP. Al-Anwar pusat merupakan keinginannya saat itu. Alasannya klasik,
ia menganggap kesibukannya di al-Anwar 2 membuat ia hampir-hampir tidak sempat
membuka buku-buku pelajaran MGS, maklum dia ikut ndalem sudah hampir 3 tahun.
Sejak ia lulus dari MA dulu. Terlebih ia menganggap di Al-Anwar pusat ia bisa
lebih fokus dan mendapatkan suasana yang mendukung, begitu terangnya.
Saya tidak begitu yakin
apakah sebenarnya masih ada dalam hatinya sebuah keinginan untuk pindah, tapi
ucapannya pada saya bahwa ia memang di tempatkan di Al-Anwar 2 membuat saya
sedikit bertambah yakin. Terlebih saat ia mencoba memotifasi diri “ banyak juga
anak Pondok Pusat yang main-main, banyak juga yang serius. Intinya sama saja,
tinggal bagaimana kita menjalani, siapa yang berani menjamin jika saya pindah
saya akan jadi anak yang rajin?”.
Kita mungkin sering
memiliki masalah yang sama, merasa tidak cocok dengan sebuah keadaan dan banyak
lagi masalah lain. Namun yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana seseorang
itu mampu memotifasi diri, membuatnya mencoba bersyukur dan bersemangat
menjalani apapun yang ada di depannya. Yang pasti supaya lebih baik. Begitulah cara
seorang pemuda berfikir. Memiliki semangat menjalani hidup yang tinggi. Dan
teman saya itu kawan, bagi saya ia benar-benar seorang pemuda.
Orang bilang pemuda itu
yang berusia antara 17-35 tahun, tapi anda tahu ?? tidak semua pemuda memiliki
jiwa muda. Pak Karno, saat proklamasi dulu, bisa jadi lebih muda dari kita. Dan
semangat juang para pemuda pada 28 Oktober 84 tahun silam, membuktika mereka
benar-benar seorang pemuda, dan mereka dikenang.
Dan di sini, di Sekolah
Tinggi Agama Islam Al-Anwar, kita bisa merasakan betapa kelas-kelasnya terlihat
berjenjang karena diisi anak-anak yang usianya saling senggang, bahkan ada yang
terpaut 7 tahun. Tapi perlu kita tahu semua itu tidak berpengaruh dan bukan
sebuah masalah. Tidak peduli berapa usia kita, sudah menginjak usia nikah kah
kita atau hanya anak bau kencur yang baru lulus SMA, yang terpenting adalah
bagaimana kita memiliki jiwa pemuda, jiwa yang selalu memiliki semangat dan
motifasi untuk menjadi lebih baik. Dan semoga kita menjadi seseorang yang
benar-benar muda. Bahkan saat usia kita renta, kita tetap seorang pemuda.
Semoga.
Selamat hari sumpah pemuda hai kawula
muda.
Tidak ada komentar